.

Struktur Kalimat Bahasa Indonesia


TATA KALIMAT

A. FRASE
       
       Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Misalnya: akan datang, kemarin pagi, yang sedang menulis.
Dari batasan di atas dapatlah dikemukakan bahwa frase mempunyai dua sifat, yaitu
a. Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih.
b. Frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya prase itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa yaitu: S, P, O, atau K.

MACAM-MACAM FRASE

a.) Frase endosentrik
 Frase endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Frase endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:

1. Frase endosentrik yang koordinatif, yaitu: frase yang terdiri dari unsur-unsur yang setara, ini dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengan kata penghubung.
Misalnya: kakek-nenek pembinaan dan pengembangan
laki bini belajar atau bekerja.

2. Frase endosentrik yang atributif, yaitu frase yang terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara. Karena itu, unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan.

Misalnya: perjalanan panjang, hari libur.
hari merupakan unsur pusat, yaitu: unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atributif.

3. Frase endosentrik yang apositif:
yaitu frase yang atributnya berupa aposisi/ keterangan tambahan.

Misalnya: Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai.
Dalam frase Susi, anak Pak Saleh secara sematik unsur yang satu, dalam hal ini unsur anak Pak Saleh, sama dengan unsur lainnya, yaitu Susi. Karena, unsur anak Pak Saleh dapat menggantikan unsur Susi. Perhatikan jajaran berikut :

  • Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai
  • Susi, …., sangat pandai.
  • …., anak Pak Saleh sangat pandai.
  • Unsur Susi merupakan unsur pusat, sedangkan unsur anak Pak Saleh merupakan aposisi (Ap).



b.) Frase Eksosentrik
Frase eksosentrik ialah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya.

Misalnya:
Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di dalam kelas.
Frase di dalam kelas tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Ketidaksamaan itu dapat dilihat dari jajaran berikut:
Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di ….
Siswa kelas 1A sedang bergotong royong …. kelas

c.) Frase Nominal, frase Verbal, frase Bilangan, frase Keterangan.

1. Frase Nominal, adalah frase yang memiliki distributif yang sama dengan kata nominal.
Misalnya: baju baru, rumah sakit

2. Frase Verbal, adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan golongan kata verbal.
Misalnya: akan berlayar

3. Frase Bilangan, adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan.
Misalnya: dua butir telur, sepuluh keping.

4. Frase Keterangan: adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan.
Misalnya: tadi pagi, besok sore

5. Frase Depan: frase yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata atau frase sebagai aksinnya. Misalnya: di halaman sekolah, dari desa

d.) Frase Ambigu
Frase ambigu artinya kegandaan makna yang menimbulkan keraguan atau mengaburkan maksud kalimat. Makna ganda seperti itu disebut ambigu.
Misalnya: Perusahaan pakaian milik perancang busana wanita terkenal, tempat mamaku bekerja, berbaik hati mau melunaskan semua tunggakan sekolahku.
Frase perancang busana wanita dapat menimbulkan pengertian ganda:
1. Perancang busana yang berjenis kelamin wanita.
2. Perancang yang menciptakan model busana untuk wanita.

B. KLAUSA
Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), dan keterangan (K), serta memilki potensi untuk menjadi kalimat. Misalnya: banyak orang mengatakan.
Unsur inti klausa ialah subjek (S) dan predikat (P).
Penggolongan klausa:
1. Berdasarkan unsur intinya
2. Berdasarkan ada tidaknya kata negatif yang secara gramatik menegatifkan
predikat
3. Berdasarkan kategori kata atau frase yang menduduki fungsi predikat

C. KALIMAT

a. Pengertian
Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang mengandung pikiran yang lengkap dan punya pola intonasi akhir.
Contoh: Ayah membaca koran di teras belakang.

b. Pola-pola kalimat
Sebuah kalimat luas dapat dipulangkan pada pola-pola dasar yang dianggap menjadi dasar pembentukan kalimat luas itu.

o Pola kalimat I = kata benda-kata kerja
Contoh: Adik menangis. Anjing dipukul.
Pola kalimat I disebut kalimat ”verbal”

o Pola kalimat II = kata benda-kata sifat
Contoh: Anak malas. Gunung tinggi.
Pola kalimat II disebut pola kalimat ”atributif”

o Pola kalimat III = kata benda-kata benda
Contoh: Bapak pengarang. Paman Guru
Pola pikir kalimat III disebut kalimat nominal atau kalimat ekuasional. Kalimat ini mengandung kata kerja bantu, seperti: adalah, menjadi, merupakan.

o Pola kalimat IV (pola tambahan) = kata benda-adverbial
Contoh: Ibu ke pasar. Ayah dari kantor.
Pola kalimat IV disebut kalimat adverbial


D. JENIS KALIMAT

1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan kalimat (subjek dan predikat) dan boleh diperluas dengan salah satu atau lebih unsur-unsur tambahan (objek dan keterangan), asalkan unsur-unsur tambahan itu tidak membentuk pola kalimat baru.
Kalimat Tunggal Susunan Pola Kalimat
Ayah merokok.Adik minum susu.Ibu menyimpan uang di dalam laci. S-PS-P-OS-P-O-K

2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk dapat terjadi dari:
a. Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di samping pola yang sudah ada.
Misalnya: Anak itu membaca puisi. (kalimat tunggal)
Anak yang menyapu di perpustakaan itu sedang membaca puisi.
(subjek pada kalimat pertama diperluas)

b. Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru mengandung dua atau lebih pola kalimat.
Misalnya: Susi menulis surat (kalimat tunggal I)
Bapak membaca koran (kalimat tunggal II)
Susi menulis surat dan Bapak membaca koran.

Berdasarkan sifat hubungannya:
kalimat majemuk dapat dibedakan atas kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.

1) Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara pola-pola kalimatnya sederajat. Kalimat majemuk setara terdiri atas:

a. Kalimat majemuk setara menggabungkan.
Biasanya menggunakan kata-kata tugas: dan, serta, lagipula, dan sebagainya.
Misalnya: Sisca anak yang baik lagi pula sangat pandai.

b. Kalimat majemuk serta memilih.
Biasanya memakai kata tugas: atau, baik, maupun.
Misalnya: Bapak minum teh atau Bapak makan nasi.

c. Kalimat majemuk setara perlawanan.
Biasanya memakai kata tugas: tetapi, melainkan.
Misalnya: Dia sangat rajin, tetapi adiknya sangat pemalas.

2) Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk yang terdiri dari perluasan kalimat tunggal, bagian kalimat yang diperluas sehingga membentuk kalimat baru yang disebut anak kalimat. Sedangkan kalimat asal (bagian tetap) disebut induk kalimat. Ditinjau dari unsur kalimat yang mengalami perluasan dikenal adanya:

a. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat penggati subjek.
Misalnya: Diakuinya hal itu
P S
Diakuinya bahwa ia yang memukul anak itu.
anak kalimat pengganti subjek

b. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti predikat.
Misalnya: Katanya begitu
Katanya bahwa ia tidak sengaja menjatuhkan gelas itu.
anak kalimat pengganti predikat

c. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti objek.
Misalnya: Mereka sudah mengetahui hal itu.
S P O
Mereka sudah mengetahui bahwa saya yang mengambilnya.
anak kalimat pengganti objek
d. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti keterangan.
Misalnya: Ayah pulang malam hari
S P K
Ayah pulang ketika kami makan malam
anak kalimat pengganti keterangan

3) Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk hasil perluasan atau hasil gabungan beberapa kalimat tunggal yang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga pola kalimat.
Misalnya: Ketika ia duduk minum-minum, datang seorang pemuda berpakaian bagus, dan menggunakan kendaraan roda empat.
Ketika ia duduk minum-minum
pola atasan
datang seorang pemuda berpakaian bagus
pola bawahan I
datang menggunakan kendaraan roda empat
pola bawahan II

4. Kalimat Inti, Luas, dan Transformasi
a. Kalimat inti
Kalimat inti adalah kalimat mayor yang hanya terdiri atas dua kata dan sekaligus menjadi inti kalimat.
Ciri-ciri kalimat inti:
1) Hanya terdiri atas dua kata
2) Kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat
3) Tata urutannya adalah subjek mendahului predikat
4) Intonasinya adalah intonasi ”berita yang netral”. Artinya: tidak boleh menyebabkan perubahan atau pergeseran makna laksikalnya..

b. Kalimat luas
Kalimat luas adalah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-kata baru sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata, tetapi lebih.
c. Kalimat transformasi
Kalimat transformasi merupakan kalimat inti yang sudah mengalami perubahan atas keempat syarat di atas yang berarti mencakup juga kalimat luas. Namun, kalimat transformasi belum tentu kalimat luas.
Contoh kalimat Inti, Luas, dan Transformasi
a. Kalimat Inti. Contoh: Adik menangis.
b. Kalimat Luas. Contoh: Radha, Arief, Shinta, Mamas, dan Mila sedang belajar dengan serius, sewaktu pelajaran matematika.
c. Kalimat transformasi. Contoh:
i) Dengan penambahan jumlah kata tanpa menambah jumlah inti, sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik menangis tersedu-sedu kemarin pagi.
ii) Dengan penambahan jumlah inti sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik menangis dan merengek kepada ayah untuk dibelikan komputer.
iii) Dengan perubahan kata urut kata. Contoh: Menangis adik.
iv) Dengan perubahan intonasi. Contoh: Adik menangis?


5. Kalimat Mayor dan Minor
a. Kalimat mayor
Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti.
Contoh: Amir mengambil buku itu.
Arif ada di laboratorium.
Kiki pergi ke Bandung.
Ibu segera pergi ke rumah sakit menengok paman, tetapi ayah menunggu kami di rumah Rati karena kami masih berada di sekolah.

b. Kalimat Minor
Kalimat minor adalah kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti atau unsur pusat.
Contoh: Diam!
Sudah siap?
Pergi!
Yang baru!
Kalimat-kalimat di atas mengandung satu unsur inti atau unsur pusat.
Contoh: Amir mengambil.
Arif ada.
Kiki pergi
Ibu berangkat-ayah menunggu.
Karena terdapat dua inti, kalimat tersebut disebut kalimat mayor.

6. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat berisikan gagasan pembicara atau penulis secara singka, jelas, dan tepat.
Jelas : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Singkat : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.
Tepat : sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.

7.Kalimat Tidak Efektif
Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif.

Sebab-Sebab Ketidakefektifan Kalimat :

1. kontaminasi= merancukan 2 struktur benar 1 struktur salah
contoh:
diperlebar, dilebarkan diperlebarkan (salah)
memperkuat, menguatkan memperkuatkan (salah)
sangat baik, baik sekali sangat baik sekali (salah)
saling memukul, pukul-memukul saling pukul-memukul (salah)
Di sekolah diadakan pentas seni. Sekolah mengadakan pentas seni Sekolah mengadakan pentas seni (salah)

2. pleonasme= berlebihan, tumpang tindih
contoh :
para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)
para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)
banyak siswa-siswa (banyak siswa)
saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna ‘saling’)
agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)
disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)

3. tidak memiliki subjek
contoh:
Buah mangga mengandung vitamin C.(SPO) (benar)
Di dalam buah mangga terkandung vitamin C. (KPS) (benar) ??
Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (KPO) (salah)

4. adanya kata depan yang tidak perlu
Perkembangan daripada teknologi informasi sangat pesat.
Kepada siswa kelas I berkumpul di aula.
Selain daripada bekerja, ia juga kuliah.

5. salah nalar
waktu dan tempat dipersilahkan. (Siapa yang dipersilahkan)
Mobil Pak Dapit mau dijual. (Apakah bisa menolak?)
Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)
Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)
Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di belakang)
Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya presensi)
gagal lebih untuk subjek bernyawa).

6. kesalahan pembentukan kata:

  • mengenyampingkan seharusnya mengesampingkan
  • menyetop seharusnya menstop
  • mensoal seharusnya menyoal
  • ilmiawan seharusnya ilmuwan
  • sejarawan seharusnya ahli sejarah.


7. pengaruh bahasa asing
Rumah di mana ia tinggal … (the house where he lives …) (seharusnya tempat)
Sebab-sebab daripada perselisihan … (cause of the quarrel) (kata daripada dihilangkan)
Saya telah katakan … (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya telah saya katakan)

8. pengaruh bahasa daerah
sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir)
oleh saya. (Sunda: ku abdi) (seharusnya diganti dengan kalimat pasif persona)
Jangan-jangan … (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)
.
E. KONJUNGSI
Konjungsi antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf.
Konjungsi atau kata sambung adalah kata-kata yang menghubungkan bagian-bagian kalimat, menghubungkan antarkalimat, antarklausa, antarkata, dan antarparagraf.

1. Konjungsi antarklausa
a. Yang sederajat: dan, atau, tetapi, lalu, kemudian.
b. Yang tidak sederajat: ketika, bahwa, karena, meskipun, jika, apabila.

2. Konjungsi antarkalimat:
Contoh : akan tetapi, oleh karena itu, jadi, dengan demikian.

3. Konjungsi antarparagraf:
Contoh : selain itu, adapun, namun.

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA
Kalimat adalah:Satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh . Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain subyek,predikat, obyek ,pelengkap dan keterangan. Kalimat dikatakan sempurna jika minimal memliki unsur Subyek dan Predikat.

1. Ciri-Ciri Subjek
• Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat.
Contoh :
a. Juanda memelihara binatang langka
Siapa memelihara? Jawab : Juanda. (maka juanda adalah S sedangkan
memelihara adalah )
Siapa atau apa Binatang langka ? = tidak ada jawaban
b. Meja itu dibeli oleh paman.
Apa dibeli ? = jawab Meja
¨ Biasanya disertai kata itu,ini,dan yang (yang ,ini,dan itu juga sebagai pembatas antara subyek dan predikat)
Contoh : Anak itu mengambil bukuku
S P

2 Ciri-Ciri Predikat
¨ Menimbulkan Pertanyaan apa atau siapa.
Dalam hal ini jika predikat maka dengan pertanyaan tersebut akan ada jawabannya.
Perhatikan pada Subyek diatas. Subyek dan predikat ditentukan secara bersama-sama.
¨ Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Kalimat dengan Predikat demikian itu terutama digunakan pada kalimat majemuk bertingkat anak kalimat pengganti predikat.
¨ Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.

3. Ciri-Ciri Objek
Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek ini sebagai berikut.
¨ Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
¨ Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
¨ Didahului kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

4. Ciri-Ciri Pelengkap
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.
¨ Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
a) Diah mengirimi saya buku baru.
b) Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.
• Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.
Contoh :
a. Pemuda itu bersenjatakan parang.
Kata parang adalah pelengkap.
Bersenjatakan apa ? jawab parang ( maka parang sebagai pelengkap )
b. Budi membaca buku.
Membaca apa ? jawab buku (buku sebagai obyek karena dapat
menempati Subyek)

5. Ciri-Ciri Keterangan
Ciri keterangan adalah dapat dipindah –pindah posisinya . perhatikan contoh berikut:
Cintya sudah membuat tiga kue dengan bahan itu.
S P O K
Dengan bahan itu Cintya sudah membuat tiga kue .
Cintya dengan bahan itu sudah membuat tiga kue.
Dari jabatan SPOK menjadi KSPO dan SKPO .Jika tidak dapat di pindah maka bukan keterangan.

KALIMAT MAJEMUK
Suatu bentuk kalimat luas hasil penggabungan atau perluasan kalimat tunggal sehingga membentuk satu pola kalimat baru di samping pola yang ada.
Kalimat majemuk dibagi menjadi :
  1. Kalimat majemuk setara (koordinatif)
  2. Kalimat majemuk rapatan
  3. Kalimat majemuk bertingkat (subordinatif)
  4. Kalimat majemuk campuran
A. Kalimat majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah :
Kalimat gabung yang hubungan antar pola-pola kalimat di dalamnya sederajat atau seharkat.
Ciri-ciri :
  1. .Kedudukan pola-pola kalimat, sama derajatnya.
  2. Penggabungannya disertai perubahan intonasi.
  3. Berkata tugas/penghubung, pembeda sifat kesetaraan.
  4. Pola umum uraian jabatan kata : S-P+S-P
Jenis majemuk Setara :
1. Setara Sejalan (kata hubungnya dan, serta, lagi pula dll)
2. Setara memilih
3. Setara berlawanan
4. Setara menguatkan (bahkan)
5. Setara sebab akibat

B. Majemuk Bertingkat.
1. Siswa dapat membuat kalimat majemuk bertingkat
2. Siswa dapat menentukan  Kalimat majemuk bertingkat.

1. Membuat Majemuk Bertingkat.
Majemuk bertingkat adalah kalimat luas yang mana perluasannya membentuk klausa
bawahan (anak kalimat)
Cara membuat majemuk bertingkat.
1. Buatlah kalimat tunggal atau kalimat luas terlebih dahulu.
2. Kembangkan salah satu jabatan kalimat menjadi klausa  bawahan (anak kalimat )
sesuai dengan anak kalimat apa yg diinginkan
Contoh :Ansar akan menyunting seorang gadis minggu depan.
S                          P                    O                     K
Kalimat diatas akan dijadikan bertingkat anak O
Ansar akan menyunting Wanita cantik yang bernama Mutia Rahman minggu depan
s                       p                 S                         P                 Pel K
o

Struktur Atau Pola Kalimat Dasar Bahasa Indonesia

Struktur Atau Pola Kalimat Dasar Bahasa Indonesia

Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat terdiri dari berbagai unsur seperti subyek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Sebuah kalimat dikatakan sempurna bila memiliki minimal dua unsur, yaitu subyek dan predikat.
http://samuderaislandonline.blogspot.com
<> Unsur Kalimat
1. Subyek (S
  • Disebut juga pokok kalimat, karena merupakan unsur inti suatu kalimat.
  • Umumnya berupa kata benda (KB) atau kata lain yang dibendakan.
  • Merupakan jawaban dari pertanyaan “Siapa” atau “Apa”.
  • Contoh :
    • Siwon adalah seorang aktor dan penyanyi.
    • Super Junior adalah boyband favoritku.
    • Buku itu dibeli oleh Kibum.
2. Predikat (P)
  • Unsur inti pada kalimat yang berfungsi menjelaskan subyek.
  • Biasanya berupa kata kerja (KK) atau kata sifat (KS).
  • Merupakan jawaban dari pertanyaan “Mengapa” dan “Bagaimana”.
  • Contoh :
    • Yesung menyanyi dengan merdu.
    • Hangeng memasak nasi goreng.
    • Leeteuk membaca majalah.
3. Objek (O)
  • Keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat.
  • Biasanya terletak di belakang predikat.
  • Dalam kalimat pasif, objek akan menempati posisi subyek.
  • Ada dua macam objek, yaitu :
    • Objek Penderita : kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kelompok kata yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh subyek.
Makna objek penderita :
1. Penderita
Contoh :  Kyuhyun mencoret-coret tembok.
2. Penerima
Contoh :  Eunhyuk memakai baju Heechul.
3. Tempat
Contoh  :  Super Junior datang ke Indonesia.
4. Alat
Contoh : Kangin melempar bola ke Shindong.
5. Hasil
Contoh :  Donghae mengerjakan tugas Bahasa Indonesia.
    • Objek Penyerta : objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami sesuatu.
Makna objek penyerta :
1. Penderita.
Contoh :  Sungmin memberikan Sungjin komputer baru.
2. Hasil.
    Contoh :  Ryeowook membelikan orangtuanya rumah.

4. Keterangan (K)http://samuderaislandonline.blogspot.com
  • Hubungannya dengan predikat renggang.
  • Posisinya dapat di awal, tengah, ataupun akhir kalimat.
  • Terdiri dari beberapa jenis :
    • Keterangan Tempat
      • Hangeng akan konser di Singapore.
    • Keterangan Alat
      • Dalam drama itu, Kyuhyun memukul Shindong dengan panci.
    • Keterangan Waktu
      • Shinee akan kembali ke Korea pukul 11 malam.
    • Keterangan Tujuan
      • Kita harus rajin berolahraga agar sehat.
    • Keterangan Cara
      • Mereka memperhatikan koreo dengan seksama.
    • Keterangan Penyerta
      • Eunhyuk pergi bersama Donghae.
    • Keterangan Similatif
      • Yesung memberikan arahan kepada pemain sebagai pelatih.
    • Keterangan Sebab
      • Dia sangat sukses sekarang karena giat bekerja.
5. Pelengkap (Pel.)
  • Terletak di belakang predikat.
  • Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subyek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
  • Contoh :
    • Andrea memberikanku novel bagus.
    • Willy menghadiahkan orangtuanya restoran baru.
    • Mahkota itu bertahtakan mutiara.
<> Pola Kalimat
Berdasarkan pola dasarnya, Badudu (1990: 32) mengungkapkan pola :
1.  S-PErvanda tidur.
2. S-P-O
Niko makan gorengan.
3. S-P-Pel
Cincinnya bertahtakan berlian.
4. S-P-K
Ungu konser di Tokyo Dome.
5. S-P-O-Pel
Putra menamai kura-kuranya Bajan.
6. S-P-O-Pel-K
Setiap pagi Entri membuatkan semua orang nasi goreng.
7. S-P-O-K
Willy minum susu strawberry setiap hari.
8. S-P-Pel-K.
Semua orang sedih ketika Sutrisno masuk militer.

Sejarah Raja Pulau Banyak ( Rajo Bajaput )


Pulau Banyak saat ini merupakan salah satu kecamatan di Aceh Singkil, Pulau banyak terletak di samudera hindia.  berbatasan dengan sebelah barat pulau simelue, timur pulau nias,utara singkil dan selatan lautan lepas.Waktu tempuh ke Pulau Banyak Sekitar empat jam perjalanan dari kota Singkil.

Pada zaman dahulu pada masa kerajaan , pulau banyak masuk kedalam wilayah kerajaan Aceh. Kerajaan Aceh dahulu kala meliputi hampir seluruh sumatera dan semenanjung malaya pada masa keemasannya.  Menurut cerita turun-temurun masyarakat pulau banyak yang selalu dikisahkan kepada anak cucu mereka.

Dahulu kala di pulau banyak terdapat sebuah kerajaan yang terletak di Pulau Tuangku dengan ibukota Haloban, pada masa itu terjadi persaingan antara pendekar-pendekar di pulau banyak untuk memperebutkan siapa yang akan jadi raja, maka diadakanlah uji tanding di pulau asok. Dalam uji tanding tersebut kedua pendekar terkuat tidak dapat saling mengalahkan, kekuatan mereka seimbang. Setelah bertanding sekian lama tanpa ada yang menang, tiba-tiba mereka melihat seseorang lagi beribadah" Shalat" di pulau tempat mereka uji tanding tersebut. Pria itu berpakaian serba putih, merekapun heran dari mana datangnya orang itu setelah mereka lihat sekeliling pulau tidak ada satupun kapal ataupun perahu yang bersandar. Merekapun bertanya-tanya dalam hatinya, bagaimana orang ini bisa ada di pulau ini padahal sebelumnya tidak ada satupun manusia yang mereka liat saat mereka adu tanding kecuali mereka berdua.

Merekapun memutuskan untuk meminta orang tersebut untuk menjadi raja di pulau banyak karena mereka anggap lebih sakti dari mereka. Namun orang tersebut tidak bersedia karena ada tugas yang harus di selesaikannya di sebelah barat " pulau simelue ". Orang itupun berkata, jika kalian ingin mencari raja, dia punya seorang putera di daerah barat "maksudnya daerah minang ", akhirnya mereka melaksanaan apa yang dikatakan orang tersebut. Akhirnya dapatlah siapa raja pulau banyak yang sering disebut dengan rajo bajaput (raja dijemput ).

BISMILLAH KUKATAKAN AKU CINTA














Bismillah
Kukatakan aku cinta
Dengan nama Allah aku menyayangimu
Beserta rahmait Ilahi kuingin milikimu

Syukurku karena Allah
Dalam mihrabnya kumiliki cinta
bagaikan keindahan alunan ayat suci kitabullah
Yang menjadi rahmat dari sang pencipta

Bismillah
kukatakan aku cinta
cinta yang bersinar seperti sang surya
menjadi rembulan penerang dalam gelap gulita

aku memang tak seperti Rasulullah
yang terbaik diantara hamba Allah
menjadi pedoman bagi manusia
khalifah sejati bagi ciptaan Allah

Nawaitu Bismillah
Niat Atas aku karena Allah
Cintaku takkan pernah musnah
Meski berkibarnya gemuru sangkakala

JUST FOR YOU

Karya : Willi Andri

Makalah Vertebrata

Makalah Vertebrata

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara yang memiliki keragaman hayati yang melimpah baik flora maupun fauna. Kekayaan keragaman hayati ini membiarkan keuntungan yang besar bagi masyarakat. Di antaranya dapat memenuhi kebutuhan manusia juga mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Protein sebagai salah satu sumber pembangun tubuh dapat berasal dari tumbuhan (nabati) dan hewan (hewani). Protein yang berasal dari hewan mempunyai kandungan yang sempurna dibandingkan dengan protein nabati. Oleh karena itu pengadaan sumber protein hewani harus diupayakan.
Sehubungan dengan itu penulis terusik untuk memilih karya tulis yang berjudul “Keragaman Hewani Vertebrata”

B.    Batasan Masalah
Adapun batasan Masalah dalam karya tulis ini adalah:
1.    Pengertian hewan Vertebrata
2.    Filum : yang termasuk hewan Vertebrata
3.    Sistem pencernaan pada hewan Vertebrata

C.    Tujuan Yang Ingin Dicapai
Adapun Tujuan penulis dalam penulisan karya tulis ini adalah
1.    Sebagai salah satu tugas kelompok pada mata kuliah konsep dasar IPA
2.    Untuk mengetahui berbagai macam hewan vertebrata.
3.    Untuk menambah wawasan tentang keanekaragaman hewan vertebrata

D.    Metode Yang Digunakan
Metode deskriftif dengan teknik study kepustakaan atau literature, yaitu pengetahuan yang bersumber dari beberapa media tulis baik berupa buku, litelatur, internet dan media lainnya yang tentu ada kaitannya masalah - masalah yang di bahas di dalam Karya tulis ini.

BAB II
PEMBAHASAN

1.    Pengertian
Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung. Memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata. Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Tali ini tidak di memiliki oleh yang tidak bertulang punggung. Dalam memenuhi kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki system kerja sempurna peredaran darah berpusat organ jantung dengan pembuluh-pembuluh menjadi salurannya.

A.    Ciri-ciri tubuh hewan yang bertulang belakang:
1.    Mempunyai tulang yang terentang dari balakang kepala sampai bagian ekor.
2.    Mempunyai otak yang dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak.
3.    Tubuh berbentuk simetris bilateral.
4.    mempunyai kepala, leher, badan dan ekor walaupun ekor dan leher tidak mutlak ada contohnya pada katak.

B.    Ciri alat tubuh hewan yang bertulang belakang sebagai berikut:
1.    Mempunyai kelenjar bundar, endoksin yang menghasilkan hormon untuk pengendalian. Pertumbuhan dan proses fisiologis atau faal tubuh
2.    Susunan saraf terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang
3.    Bersuhu tubuh panas dan tetap (homoiternal) dan bersuhu tubuh dingin sesuai dengan kondisi lingkungan (poikiloternal)
4.    Sistem pernapasan/terpirasi dengan paru-paru (pulmonosum) kulit dan insang operculum
5.    Alat pencernaan memanjang mulai dari mulut sampai ke anus yang terletak di sebelah vertran (depan) dan tulang belakang
6.    Kulit terdiri atas epidermis (bagian luar) dan endodermis (bagian dalam
7.    Alat reproduksi berpasangan kecuali pada burung, kedua kelenjar kelamin berupa ovalium dan testis menghasilkan sel tubuh dan sel sperma.

Hewan bertulang belakang (vertebrata) ini terdiri atas kelas yaitu:
1.    Kelas Pisces (Ikan)
2.    Kelas Amphibi (Latin amphi = dua, bia = hidup)
3.    Kelas Reftilia (Bahasa latin repare = merangkak/merayap)
4.    Kelas Aves (Burung)
5.    Kelas mamalia (Bahasa latin mamae artinya kelenjar buah dada, mamalia artinya hewan menyusui)

2.    Filum-Filum Hewan Vertebrata

a)    Kelas Pisces (Ikan)
Ciri utama Pisces sebagai berikut:
•    Hewan berdarah dingin yang hidup di dalam air
•    Bernapas dengan insang (operculum) dan di bantu oleh kulit
•    Tubuh terdiri atas Kepala
•    Rangka tersusun atas tulang sejati
•    Jantung terdiri atas satu serambi dan satu bilik
•    Tubuh ditutupi oleh sisik dan memiliki gurat sisi untuk menentukan arah dan posisi berenang.

Pisces dapat di bagi menjadi beberapa ordo antara lain:
1.    Ordo Apodes
Familia (1) : Angulidae Species : Ikan panjang (Arguilia vulgaria)
Familia (1) : Muruenidae

2.    Ordo Familia
Familia (1) : Parsidae Species : Kakap (Lataes carca lifer)
Familia (2) : Muruenidae
3.    Ordo Heterostonata Species : Ikan lidah

4.    Ordo Labysinthici
Famili (1): Analamtidal Species : ikan bandeng (lates carca lifer)
Famili (2) Familia : scombridae Species : tongkol (enthymus palamys)

5.    Ordo Masacop Terygii Famili
(1) : chipeidae Species : ikan bandeng (chonos-chonos) Famili
(2) : ikan salam (salmosalor)

6.    Ordo Ostariophysi
Familia (1) : analamtidal Species : kakap (lates carca lifer)
Familia (2) : scmbridae

Peranan - Sumber protein hewahi dan vitamin A
•    Lemak ikan adalah sumber asam lemak tidak jenuh
•    bahan kerajinan (sepatu, tas, sampul buku, pelapis kotak)
•    bahan praktikum / penelitian tulangnya untuk bahan perekat
•    sisa-sisanya dibuat tepung untuk pupuk atau makanan ternak

b)    Kelas Amphibia
Amfibi adalah kelompok vertebrata darat yang paling primitif, menduduki tempat peralihan dari kehidupan akuatik ke kehidupan darat. Perubahan tempat kehidupan ini menyebabkan seakan-akan kelompok ini masih mencari-cari pola yang sesuai, sehingga terlihat adanya model-model kehidupan, wujud dan ciri-ciri kelompok yang beragam.

Ciri-ciri amphibia sebagai berikut:
•    Dapat hidup di air dan di darat ataupun tempat-tempat yang lembab
•    Disebut juga hewan yang mempunyai tempat hidup (habitat) di dua alam
•    Hewan bernafas dengan paru-paru dan kulit.
•    Telur dan berudu katak hidup di air kemudian setelah dewasa hidup di darat, berudu berbentuk seperti ikan yang bernafas dengan insang dan kulit, setelah masanya tumbuh kaki yang susut oleh kehidupan dan akhirnya ekor menghilang sementara itu insang berangsur-angsur menghilang dan digantikan oleh paru-paru kemudian katak menjadi dewasa.
•    Jantung beruang tiga yaitu dua serambi dan satu bilik.
•    Berkembang biak dengan bertelur dan pembuahan sel telur oleh sperma terjadi di luar tubuhnya (fertilisasi eksternal).

Amphibi dapat dibagi menjadi beberapa ordo:
1.    Ordo bymnofora / opoda (amphibia tidak berkaki tetapi memiliki ekor)
Species : ular, cacing (ichtyo phisgentmosus)
2.    Ordo anura/solienta (amphibia tidak berekor tetapi memiliki kaki)
Famili : Ranidae Species : Katak buduk, katak hijau (Kamacun crivoras)
Familia : hyhidae Species : katak pohon (hyla SP)
3.    Ordo wodela / candata (amphibia yang berekor dan berkaki) Familia : pretidae
Species : aning lumpru (necturus onaculanu) Familia : crypto bran chidae
Species : solomonder air (ripto bronchus akeganiesis)

c)    Kelas reftilia (hewan melata)
Reptilia adalah kelompok hewan darat yang sebenarnya karena mereka bernapas dengan paru-paru sepanjang hidupnya. Sebagai hewan darat yang hidup di lingkungan kering, kulitnya memiliki lapisan bahan tanduk yang tebal. Lapisan ini mengalami modifikasi menjadi sisik-sisik. Kulit sedikit sekali mengandung kelenjar kulit. Ada di antaranya yang selain mempunyai sisik epidermis juga mempunyai sisik dermis, misalnya buaya.

Ciri-ciri hewan melata adalah sebagai berikut:
•    Kulit kering bersisik dari zat tanduk karena zat kertin
•    Bernafas dengan paru-paru
•    Berdarah dingin (porkoliokonal) yakni yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan
•    Umumnya bersifat avivar (bertelur), contoh kadal, dan vivipar beranak, contohnya ular.
•    Jantung terdiri dari empat ruang yaitu dua serambi dan dua bilik yang masih belum sempurna.

Reptilia dapat dibagi menjadi beberapa ordo antara lain:

1)    Ordo crocodilia Familia :

  • crocodylidae Species : buaya sedang (crocodyeus bifocatus), buaya besar (crocodyes porosus)


2)    Ordo chelonia Familia :

  •  crocodylidae Species : penyu (chelaina nydas) Familia
  •  tryony chidae Species : kuya (try ony x cartilaginews) Familia
  •  testudinidae Species : kura-kura (euora ambirinesis)


3)    Ordo cacerilia Familia :
(1)    cacertidae Species : cicak (hemidacty frenatus) Familia
(2)    geckonocdae Species : tokek (gecko monarchis) Familia
(3)    henoermatidae Species : kadal (heloderma SP) Familia : varanidae Species : komodo (voronus          komodensis) biawak (voronus salvator)


4)    Ordo Aphidia :
Contoh; ular sawah, ular kobra dan sebagainya

d)    Kelas aves (burung)
Setiap burung tubuhnya ditutupi bulu, sehingga bulu merupakan ciri spesifik burung, yang tidak dimiliki oleh kelompok Tetrapoda lainnya. Pada hakikatnya bulu berfungsi sebagai alat untuk terbang, karena burung merupakan perkembangan filogenetik dari reptil yang tak terbang. Bulu diduga berasal dari modifikasi sisik-sisik reptil yang menjadi moyang burung. Selain itu bulu juga berfungsi untuk menjaga suhu tubuh burung agar tetap tinggi.

Ciri utama aves sebagai berikut:
•    Alat penglihatan, alat pendengaran dan alat suara sudah berkembang dengan baik
•    Berdarah panas (homoioteral)
•    Jantung terdiri dari empat ruang 2 serambi dan 2 bilik yang sudah berkembang dengan baik
•    Pembuahan sel telur dan sperma / fertilisasi terjadi di dalam tubuh induk (fertilisasi internal)
•    Terdapat sepasang testis, Sedangkan ovarium hanya satu dan tumbuh dengan baik di sebelah kiri.

Aves dapat dibagi menjadi beberapa ordo antara lain:
1)    Ordo colombiforines Familia : columbidal Species : perkutut (geopilia striata)
2)    Ordo coraciiformes Familia : arcedinadae Species : telengket (harcy concholm)
3)    Ordo grana cares Familia :

  • (a)    ardidae Species : bangau (reptotilas javanicus) Familia
  • (b)    rassidal Species : mordar (parphyrio albus)
4)    Ordo nato tores Familia:

  • (a)    laridae Species : dara laut Familia
  • (b)    pamilirostros Species : bebek / itik (anus koshos) Familia
  • (c)    sphe niscidae Species : pinguin (aptenodytes SP)
5)    Ordo rapaces Familia

  • (a)    fontanida Species : alap-alap (falco papuanus) Familia
  • (b)    strigi dae Species : burung hantu (suba kukua)

Peranan Aves
1.    Daging dan telurnya menjadi sumber protein hewani.
2.    Telur ayam dan itik untuk ramuan obat-obatan atau bahan membuat kue
3.    Membuka lapangan kerja
4.    Untuk kesenangan, misalnya untuk dinikmati suaranya
5.    Sebagai predator alami
6.    Untuk bahan praktikum para siswa dan mahasiswa
7.    Sebagai bahan industri,misalnya untuk bulu tangkis
8.    Burung dilatih dan dilombakan

e)    Kelas Mamalia
Nama Mamalia berasal dari ciri utama anggota-anggota (hewan) yang memiliki glandula mammae. Selain itu ciri lainnya adalah memiliki rambut-rambut, yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari pengaruh panas maupun dingin. Suhu tubuh mamalia relatif tetap dan keadaan ini disebut homoioterm. Di dalam kulit mamalia terdapat kelenjar air susu, kelenjar peluh (keringat) dan kelenjar minyak.

Ciri-ciri utama hewan mamalia sebagai berikut:
•    Umumnya hidup di daratan, tetapi ada pula yang hidup di air seperti ikan paus, lumba-lumba
•    Berdarah panas
•    Pada kulit terdapat kelenjar keringat dan kelenjar minyak
•    Otak berkembang dengan baik
•    Fertilisasi internal
•    Bernafas dengan paru-paru
•    Terdapat 4 ruang jantung yang sempurna

Macam-macam ordo hewan mamalia antara lain:
1)    Ordo dactyla Species : Topis (clocidura marina) Badak Jawa (rhino cerassoondaicus)
2)    Ordo insectivora Species : cecurut (cocidura mosina) Tupai (tupaja javarita)
3)    Ordo phalidata Species : trenggiling (tubuh bersisik)
4)    Ordo chiroptera Species : kelelawar (micro chiroptera SP) Kalong (megachiroptera SP)
5)    Ordo marsupiala Species : kucing (fell is catus) Singa (fell is lion) Harimau (fell is tigris) Serigala (canislupus)
6)    Ordo marsopialia Species : kanguru (macropus) Kuskus (plalanger)
7)    Ordo prosboscidae Species : gajah (elephan indicus) Gajah Africa (loxoder africanus)
8)    Ordo artidactyea Species : kerbau (bubalus-bubalus) Banteng (basssonduicus) Kambing (capra faleoheri)

Peranan Hewan Mamalia
Makanan - sapi - kambing Minuman - susu sapi - susu kuda Peliharaan - lepus Sp (kelinci) - canis familiaris (anjing) Hiasan - ikan ditaruh di akuarium – Obat.

3.    Sistem Pencernaan Pada Hewan Vertebrat
Proses pencernaan makanan dapat terjadi secara mekanik dan kimia. Pencernaan mekanik adalah proses yang mengubah makanan menjadi bagian-bagian yang kecil. Sedangkan pencernaan secara kimia adalah suatu proses pengubahan makanan dengan bantuan enzim pencernaan.

a.    Sistem Pencernaan pada ikan
Misalnya, ikan mas mempunyai saluran pencernaan yang terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus dan anus. Ikan mempunyai lidah yang pendek terdapat pada dasar mulut, lidah itu tidak dapat digunakan seperti lidah pada hewan lainnya. Ikan mas tidak mempunyai kelenjar ludah tetapi mempunyai kelenjar lendir dari mulutnya. Lambung merupakan pelebaran dari saluran pencernaan.

b.    Sistem pencernaan pada amphibia
Sebagai contohnya adalah katak mempunyai saluran pencernaan yang terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, kloaka. Untuk membantu menelan makanan, yaitu makanan tersebut dicampur dengan ludah yang dihasilkan oleh kelenjar ludah. Pencernaan makanan berlangsung di dalam lambung katak mempunyai kelenjar pencernaan yaitu hati dan pankreas.

c.    Sistem pencernaan pada reptilian
Seperti dicontohkan kadal yang mempunyai saluran pencernaan yang terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Kadal mempunyai hati dan pancreas sebagai kelenjar pencernaan. Lambung pada reptilia bentuknya sesuai dengan bentuk badannya, misalnya lambung kura-kura berbentuk agak bulat.

d.    Sistem pencernaan pada burung
Sebagai contoh burung merpati mempunyai saluran pencernaan yang terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan kloaka. Burung mempunyai hati dan pancreas, keduanya merupakan kelenjar pencernaan yang berada di luar saluran pencernaan.

e.    Sistem pencernaan pada mamalia
Hewan mamalia misalnya sapi mempunyai lambung yang tersusun dari empat bagian yaitu perut besar (rimen), perut jala (reticulum) perut kilab (omosum), dan perut masam (obomasum). Makanan yang berupa rumput dan sebangsanya dari mulut melewati kerongkongan masuk ke dalam perut besar, dari perut besar makanan kembali ke mulut untuk dimumah, setelah dimumah makanan ditelan dan masuk ke dalam perut jala, kemudian ke perut kilab dan akhirnya ke perut masam.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Hewan Vertebrata yaitu hewan yang memiliki tulang belakang yang struktur tubuh yang lebih sempurna dari pada invertebrata. Vertebrata memiliki tali yang mirip sum-sum tempat berkumpulnya sel-sel saraf dan menjadi perpanjangan kumpulan saraf dari otak.

B.    Saran
Bagi kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk memelihara menjaga dan melestarikan kenanekaragaman hewan yang terdapat di Negara kita dan khususnya di lingkungan kita.
Kepada para pembaca kalau ingin lebih mengetahui tentang bahasan ini bisa membaca buku atau majalah-majalah yang memuat tentang keanekaragaman hewan.

DAFTAR PUSTAKA
Soedjono, dkk. 1996. Biologi SMU II. PT. Multi Adiwitata, Banding
Wahono, Lili, dkk. Biologi SLTP I. Banding; PT. Sarana Panca Karya.
Rustam,. Nuryani dan Otang Hidayat, 1994, Biologi SLTP II. Jakarta; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Jasin Maskoeri.1992. Zoologi Vertebrata.Surabaya:Sinar Wijaya
Sudjadi, Bagod.2007.Biologi Sains dalam Kehidupan.Surabaya:Yudhistira

_.2009. Berita Indonesia (online),
http://www.the-az.com/ diakses 24 November 2011 13:47
_.2010. Planarian (online),
http://www..wikipedia.org diakses 24 November 2011 13:50

Makalah Menyimak Yang Efektif


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrat manusia akan selalu hidup bersama. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi dan komunikasi baik dengan alam lingkungan dengan sesamanya maupun dengan Tuhannya.
Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa aktif, kreatif, produktif dan resetif apresiatif yang mana salah satu unsurnya adalah keterampilan menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami pesan ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan.
Dengan demikian menyimak sangat penting dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu kami akan mencoba menyusun konstribusi ilmu menyimak dalam peningkatan upaya menyimak efektif di sekolah dasar.

1.2.    Perumusan Masalah
Dalam pembahasan makalah ini kami akan memfokuskan pada beberapa masalah di bawah ini:
1.    Faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan menyimak efektif
2.    Tujuan apa yang akan di capai melalui keterampilan menyimak
3.    Manfaat apa yang akan diperoleh setelah belajar menyimak

1.3.    Batasan Masalah
Dalam batasan masalah ini kami akan membatasi masalah tentang ruang lingkup menyimak dalam peningkatan  uapaya menyimak efektif di sekolah dasar.

1.4.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.    mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan menyimak efektif.
2.    Untuk mengetahui ciri-ciri penyimak ideal




BAB II
PEMBAHASAN
2.1.    Pengertian Penyimak
Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak (panduan bahasa dan sastra Indonesia, Drs. Natasasmita Hanapi. 1995: 18) Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4).

2.2.    Tujuan Menyimak
Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Dengan demikian tujuan menyimak dapat dijabarkan sebagai berikut:
a)    Menyimak memperoleh fakta atau mendapatkan fakta
b)    Untuk menganalisis fakta
c)    mengevaluasi fakta
d)    Untuk mendapatkan inspirasi
e)    Untuk mendapatkan hiburan atau menghibur diri

2.3.    Jenis-Jenis Menyimak
<>Pengklarifikasian menyimak berdasarkan:
1)    Sumber suara
2)    Cara penyimak bahan yang disimak
3)    Tujuan menyimak
4)    Taraf aktivitas penyimak.

<>Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1.    Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
2.    Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi

<>Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
1.    Menyimak ekstensif (extensive listening)
Menyimak ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara garis besarnya saja.
Menyimak ekstensif meliputi
a)    Menyimak social
b)    Menyimak sekunder
c)    Menyimak estetik
d)    Menyimak Intensif

Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam.

Menyimak intensif meliputi:
a)    Menyimak kritis
b)    Introgatif
c)    Menyimak penyelidikan
d)    Menyimak kreatif
e)    Menyimak konsentratif
f)    Menyimak selektif

Tujuan menyimak berdasarkan Tidyman & butterfield membedakan menyimak menjadi:
1.    Menyimak sederhana
2.    Menyimak diskriminatif
3.    Menyimak santai
4.    Menyimak informative
5.    Menyimak literature
6.    Menyimak kritis

Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat diklarifikasikan:
1.    Kegiatan menyimak bertarap rendah
2.    Kegiatan menyimak bertaraf tinggi

2.4.    Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak efektif

1.    Unsur Pembicara
Pembicara haruslah menguasai materi, penuh percaya diri, berbicara sistematis dan kontak dengan penyimak juga harus bergaya menarik / bervariasi.

2.    Unsur Materi
Unsur yang diberikan haruslah actual, bermanfaat, sistematis dan seimbang.

3.    Unsur Penyimak / Siswa

  • a.    Kondisi siswa dalam keadaan baik
  • b.    Siswa harus berkonsentrasi
  • c.    Adanya minat siswa dalam menyimak
  • d.    Penyimak harus berpengalaman luas
  • 4.    Unsur Situasi
  • a.    Waktu penyimakan
  • b.    Saran unsur pendukung
  • c.    Suasana lingkungan


2.5.    Ciri-Ciri Penyimak Efektif yang Ideal
Menurut Djago Tarigan mengidentifikasi ciri-ciri menyimak ideal sebagai berikut:

1.    Berkonsentrasi
       Artinya penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian kepada materi yang disimak.
2.    Penyimak harus bermotivasi
       Artinya mempunyai tujuan tertentu sehingga untuk menyimak kuat
3.    Penyimak harus menyimak secara menyeluruh.
       Artinya penyimak harus menyimak materi secara utuh dan padu
4.    Penyimak harus menghargai pembicara
5.    Penyimak yang baik harus selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti
6.    Penyimak harus sungguh-sungguh
7.    Penyimak tidak mudah terganggu
8.    Penyimak harus cepat menyesuaikan diri
9.    Penyimak harus kenal arah pembicaraan
10.    Penyimak harus kontak dengan pembicara
11.    Kontak dengan pembicara
12.    Merangkum
13.    Menilai
14.    Merespon


2.6.    Kegiatan Menyimak

1)    Proses menyimak komprehensif
Adapun komponen yang termasuk dalam proses menyimak:
a)    Rangsang bunyi
Weafer 91972) memasukan kata-kata, bunyi isyarat dan bunyi-bunyi lainnya sebagai tipe-tipe simbol bunyi yang dapat diterima dan dapat dimaknai oleh penyimak.
b)    Penerimaan alat peraga
c)    Perhatian dan penyelesaian
d)    Pemberian makna.

2)    Fungsi comprehensive listening
Fungsinya berkonsentrasi pada pesan-pesan yang disampaikan selanjutnya kaitan antara satu pesan dengan lainnya agar sampai pemahaman yang dikehendaki.

3)    Faktor-faktor yang berkaitan dengan menyimak konprehensif :

a)    Memori
Adapun memori dalam diri kita memiliki tiga fungsi penting
•    Menyusun arah tentang apa yang akan kita lakukan dalam aktivitas
•    Memberikan struktur baku terhadap pemahaman kita kepada suatu aktivitas apabila konsep-konsep kita tersebut dikemukakan oleh orang lain
•    Memberikan arah/pedoman untuk mengingat pengalaman/ pengetahuan dan informasi-informasi yang telah diketahui sebelumnya.

Beberapa teori yang memberikan penjelasan tentang penyebab mengapa informasi yang disimpan dalam memori hilang (lupa)
1.    Fuding teori (teori pemudaran): maksudnya informasi yang tidak sering digunakan akan memudar / perlahan-lahan hilang
2.    Distortion theory: informasi yang mirip dengan informasi yang lainnya tidak dapat dibedakan, yang telah disimpan di ingatan
3.    Superssion Theory: teori ini menyatakan pesan akan hilang akibat hambatan multivasional (melukai)
4.    Interference Theory: teori ini menyatakan informasi yang telah di dapat sebelumnya akan bercampur dengan informasi yang baru didapat
5.    Processing Break down theory: teori ini berpendapat bahwa tak satupun dari bagian-bagian informasi dapat diingat tanpa menggunakan sistem pengkodean makna ganda (sistem coding ambigu)

Menurut penelitian manusia akan lebih mengingat apabila informasi itu:
1)    Dianggap penting dan berharga atau berguna dalam kehidupan
2)    Dianggap lain dari pada informasi yang lain atau dianggap unik (tidak wajar)
3)    Terorganisir dan
4)    Berupa informasi visual

Menurut Montgo Mery ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar kita dapat meningkatkan daya mengingat kita. Kita harus memiliki keinginan kuat untuk meningkatkan daya ingatan, meningkatkan konsentrasi terhadap suatu pesan, dan peduli terhadap lingkungan dan orang-orang di sekitar kita.

b)    Konsentrasi
Salah satu alasan mengapa pendengar tak dapat berkonsentrasi pada sumber pembicaraan (penuturan) adalah kemungkinan karena sering berkomunikasi dalam rentang yang terlalu lama, sehingga keadaan seperti ini menuntutnya untuk membagi-bagi energi. Untuk memperhatikan antara berbagai ragam rangsang dan tidak merespon pada suatu rangsang saja.

Alasan yang kedua adalah karena pendengar salah mengarahkan energi untuk memperhatikan (attention energy). Menurut Erving Goffman, bentuk standar dan kesalahan penafsiran meliputi hal-hal berikut:
1.    Pencakupan / pemenuhan eksternal, dibandingkan dengan berkonsentrasi pada pesan penutur, pendengar cenderung akan mudah terkacaukan perhatiannya oleh stimulasi / rangsang dari luar
2.    Kesadaran diri
3.    Kesadaran berinteraksi
4.    Kurangnya rasa ingin tahu terhadap apa yang sedang dibicarakan

Ada tiga alasan lain yang menyadari alasan kurangnya konsentrasi di atas diantaranya; kurangnya motivasi diri dan kurangnya tanggung jawab

c)    Pembendaharaan kata
Faktor yang mempengaruhi kemampuan komprehensif pendengar adalah ukuran kosa kata. Diasumsikan bahwa ukuran kosa kata merupakan variabel penting dalam pemahaman pendengar.
Dalam peran kita sebagai komunikator, kita memiliki empat jenis kosa kata fungsional yang sangat bervariasi ukurannya, jenis kosa kata itu dibedakan berdasarkan usia, saat seseorang melakukan komunikasi. Hal tersebut digambarkan sebagai berikut:

1)    Sampai kira-kira seseorang mencapai usia sebelas tahun kosa kata fungsional terbesar yang dimiliki adalah kosa kata simakan mendengar (listening vocabulary) artinya pengayaan kosa katanya pada fase ini dapat dan hasil simakan dari kehidupan sehari-hari

2)    Setelah lewat usia dua belas, kosa kata simakan yang seseorang miliki, umumnya dipengaruhi oleh kosa kata atau hasil membaca (reading vocabulary).
Orang dewasa dikatakan memiliki kosa kata minimum apabila ia hanya memilih rata-rata kosa kata sebesar 20.00 kata.

Untuk meningkatkan kosa kata umum maupun kosa kata mendengar menurut langkah-langkah Pauk dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.    Langkah pertama adalah menumbuhkan minat kata-kata. Ada dua kemampuan dasar yang dapat membantu kita untuk mempelajari kata-kata baru berdasarkan maknanya adalah kemampuan menganalisa struktur dan kemampuan menganalisa konteks kata keterampilan pertama tadi yaitu analisis struktur.
2.    Langkah yang kedua adalah mempelajari makna dari kata-kata yang tidak lazim dari konteks-konteksnya.

Ada 2 jenis petunjuk kontekstual yang utama dan telah umum dikenal yakni petunjuk sematik (makna kata) dan sintaksis (struktur kalimat), yang termasuk ke dalam petunjuk sematik adalah petunjuk sinonim, penjelas, deskripsi, contoh, kesimpulan, penjelas pengalaman, situasi, Petunjuk kontekstual kedua adalah petunjuk sintaksis berupa pola-pola penyusun kalimat yang menjadi penyusun suatu kalimat.

d)    Faktor-faktor tambahan: 
1)    Faktor kurang seringnya diadakan penelitian-penelitian yang terkontrol secara ilmiah
2)    Tak banyak mengenal paliditas dan realibitas tes mendengar yang diterapkan dalam penelitian
3)    Karena sebagian besar peneliti belum terkoordinir dengan baik.
Ada beberapa variabel yang mempengaruhi keefektifan menyimak konprehensif adalah usia, motivasi, intelgensia, tingkat pencapaian, kemampuan berbicara, pemahaman membaca, kemampuan belajar, kemampuan berbahasa dan cultural.



BAB III
PENUTUP
Hakekat dari ilmu menyimak adalah suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterprestasi, menilai dan merealisasi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. Jadi menyimak sangatlah penting bagi para pelajar terutama siswa, menyimak bertujuan untuk menangkap, memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Keterampilan menyimak sangatlah penting, baik di luar maupun di sekolah, namun demikian di Indonesia kelihatanya belum mendapat tempat yang menggembirakan. Hal ini terbukti belum dimasukannya menyimak secara eksplisit pada GBPP bidang studi.
Kegiatan menyimak ternyata besar sekali peranannya dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dalam kehidupan keluarga atau rumah tangga, di masyarakat di pabrik, di kantor, di perusahaan, di sekolah dan sebagainya. Kita tahu bahwa kegiatan menyimak sangat banyak dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah, namun kenyataannya masih jarang sekali orang-orang yang berminat mengadakan penelitian di bidang menyimak (Efektif).


DAFTAR PUSTAKA
Supriatna Agus, M.Pd., Rukianti K. Enung Hj. Dra. M.Pd.; Modul pembelajaran Program Diploma Dua Guru Kelas MI.
Natasamita hanapi, Drs. Panduan Bahasan Dan Sastra Indonesia

MERINDU

















Cintaku di rundung rindu
setiap waktu memikirkan kamu
hatiku  berdebar tak menentu
namun kau tak pernah di sisiku

Mungkin ini deritaku
bayangkan kamu merinduku
mengharapkan cinta tulusmu
berapa lama aku harus menunggu

Redupnya hati yang menyiksaku
meneteskan perih dalam piluku
tergenang keruh dalam deritaku
yang hanyut dalam lamunanku

Haruskah kupetik bintang untukmu
agar terang gelapnya hatimu
melankah dalam seduh merindu
mungkin inikah yang kau mau

Aku mensyukuri cintaku
bertahan walaupun itu pilu
takkan pernah sakiti hatimu dan
akan lenyap jika kau lepaskan aku.



Karya: Willi Andri
Diberdayakan oleh Blogger.